• Uncategorized
  • 0

MENTOR 1

Niat, Ikhlas, dan Syukur

 

Niat

Niat merupakan amalan yang letaknya di hati. Seseorang yang berniat pada tempat lain selain hati belum dikatakan berniat. Misalkan kita akan melaksanakan shalat, lalu kita mengucapkan niat namun hati tidak ikut berniat maka itu tidak bisa dikatakan niat.

Semua ibadah tidak akan bernilai jika tidak diiringi dengan niat. Maka dari itu kita harus menyadari betapa pentingnya niat. Amal menjadi baik karena niat yang baik, amal menjadi buruk karena niat yang buruk.

Pada kenyataannya, niat saja tidak cukup. Semua perbuatan baik dan bermanfaat harus diiringi niat yang ikhlas. Kita harus melaksanakan ibadah semata – mata untuk mencari keridhaan Allah SWT. Jika hal tersebut sudah kita lakukan makan insyaallah ibadah kita dapat barokah.

 

Ikhlas

Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal.

Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak.

Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil. Demikianlah keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya akan menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah menyerah dan selalu kecewa.

Karena itu, makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, sebutan, kemajuan atau kemunduran.

Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak bermanfaat.

 

Syukur

Banyak sekali nikmat yang telah Allah berikan kepada kita selaku umat manusia. Mulai dari hal kecil bahkan hal besar. Contohnya kandungan oksigen yang ada di dunia ini. Bayangkan saja jika oksigen yang ada di dunia ini habis. Bagaimana nasib manusia yang ada di dalamnya? Kita akan mati karena tidak bisa bernapas. Kita semua tau harga satu tabung oksigen di rumah sakit cukup mahal, tapi Allah memberinya secara cuma – cuma kepada hambanya karena Allah maha pengasih lagi maha penyayang.

Bayangkan betapa berkuasanya Allah tuhan semesta alam. Betapa kayanya Allah telah memberikan rezeki yang melimpah ruah kepada umat manusia yang ada di dunia ini, namun manusia masih selalu merasa kekurangan. Manusia terlalu serakah sehingga selalu merasa keinginannya belum terpenuhi.

Sebagai hamba yang baik, sudah sepatutnya kita senantiasa bersyukur. Apa itu bersyukur? Bersyukur adalah selalu merasa cukup dengan apa yang telah kita miliki sekarang. Jangan selalu memandang ke atas, jangan selalu membandingkan diri dengan orang yang lebih kaya dari kita, rezeki sudah Allah atur sedemikian rupa. Jadikanlah acuan agar kita lebih semangat lagi untuk bekerja keras. Sebaiknya kita rendah hati, selalu melihat ke bawah agar bisa merasakan nasib orang – orang yang bahkan untuk makan sehari – hari pun susah, bisa makan hari ini belum tentu bisa makan keesokan harinya. Mereka tetap sabar dan tegar menjalani kehidupan tanpa banyak mengeluh. Tidak terpikirkan baginya untuk setiap bulan sekali membeli baju baru atau tas baru.

Bila kita bersyukur kita dapat menyadari betapa besarnya Allah. Allah juga mengatakan bahwa jika kita bersyukur, bahkan sekecil apapun rasa syukur kita maka Allah akan melipat gandanya rezeki kita. Namun bila kita tidak bersyukur Allah akan murka.

Jangan pernah bosan, jangan merasa lelah dan jangan berpikir rugi untuk selalu bersyukur. Bersyukur dapat diwujudkan dengan melalui hati yaitu selalu merasa puas atas anugrahnya. Selain dengan hati, syukur dapat kita ungkapkan dengan mulut. Memuji dan mengakui anugrah yang telah diberikannya dapat juga dilakukan dengan perbuatan. Manfaatkanlah rezeki yang telah Allah titipkan kepada kita dengan sebaik mungkin. Contohnya jika kita dianugrahi otak yang lebih cemerlang di antara teman – teman yang lain maka gunakanlah kesempatan tersebut untuk beribadah. Kita tidak boleh pelit berbagi ilmu. Bantu lah teman kita yang merasa kesulitan.

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *